Atalarik Syach terlihat mengunggah surat terbuka terkait dengan eksekusi penjemputan anaknya yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

Helo.id - Belum lama ini, Atalarik Syach membuat surat terbuka hingga kecam eksekusi penjemputan kedua anaknya.

Seperti yang diketahui bahwa beberapa hari yang lalu, Tsania Marwa bersama dengan sejumlah petugas mendatangi rumah Atalarik Syach untuk melakukan penjemputan terkait dengan hak asuh anak yang sudah dimenangkan oleh Tsania Marwa.

Akan tetapi, tindakan tersebut membuat Atalarik Syach tidak terima hingga pada akhirnya ia membuat surat terbuka yang ia unggah dalam akun instagramnya.

Dalam unggahannya tersebut ia menuliskan bahwa kedua anaknya tersebut sudah membuat keputusan sendiri. Keduanya memilih tinggal bersama dengan sang ayah dibanding dengan ibunya, Tsania Marwa.

"Alhamdulillah, anak-anak dengan kuasa Allah swt dan atas kemauan mereka sendiri hanya mau tinggal bersama saya, bapak mereka," ujar Atalarik Syah.

Ia kemudian turut mengecam tindakan eksekusi yang telah dilakukan oleh sejumlah petugas. Atalarik Syach juga merasa bahwa kedua anaknya tersebut menjadi korban kezaliman dari penjemputan tersebut.

"Saat itu saya tidak di rumah, saya bekerja. Namun lebih dari itu, dari diri saya sendiri sudah sampai ke titik pasrah.
Sedih dan miris hati saya membayangkan anak-anak saya akan dieksekusi.
Selain istilah yang tak lazim karena lebih tepat diperuntukkan kepada benda daripada manusia,
saya juga tidak mau kehadiran saya membingungkan anak-anak untuk mengambil keputusan," tambahnya.

Terkait dengan proses penjemputan yang juga dihadiri oleh beberapa petugas dari Pengadilan Agama Cibinong, KPAI hingga pihak kemanan dari Polres Cibinong, ia mengungkapkan jika tudingan tersebut justru memancing kerusuhan.

"Keresahan anak-anak saya yang mendapat tindakan eksekusi selama hampir 6 jam,
tanpa memperdulikan pengaruh psikologis terhadap anak-anak saya yang berusia 8 dan 5 tahun,
padahal anak-anak sudah berteriak puluhan kali menolak terang-terangan ikut ibunya," tandas Atalarik Syah.

Tidak hanya itu, ia juga merasa kehadiran dari para petugas tersebut dapat merendahkan martabat keluarganya di lingkungan rumah.

"Tindakan Pengadilan Agama Cibinong dalam melaksanakan upaya eksekusi terhadap anak dengan membiarkan kekerasan dilakukan terhadap anak
dan mencoba memaksa anak dengan menyuruh anggota kepolisian membantu melakukan penekanan terhadap anak adalah tindakan melawan hukum," imbuhnya.

Atalarik Syach seolah mengatakan bahwa tangisan Tsania Marwa tidak akan membuat keluarganya merasa iba.

"Ketika Air-air mata TikTok tidak terpakai dikeluargaku hahaha," tulis Atalarik Syah,


Halaman