Sebelumnya Terlihaat dalam unggahan di media sosial instagramnya, Shandy Aulia mengunggah tangkapan layar komentar seorang netizen yang menganggap putrinya, Claire kurang gizi.
Tidak hanya menghina putri Shandy Aulia, netizen tersebut juga meenghina sang artis.Bahkan netizeen tersebut juga menuliskan unggahan tentang Shandy Aulia dan putrinya di media sosial Facebook.
Melihat putrinya dihina, Shandy Aulia pun mengaku bahwa kesabarannya sebagai seorang ibu kini sudah habis.
"Ketika menjadi ibu, memang saya akui kesabaran saya lebih panjang.
Tapi, menjadi ibu juga bisa habis masa kesabarannya ketika ada waktunya darah dagingnya dilecehkan secara perkataan di muka umum," ujarnya.
Oleh karena itu, Shandy Aulia pun meminta bantuan untuk mendapatkan informasi mengenai sosok netizen tersebut.
"Bantu saya carikan informasi mengenai orang ini.
Saya tertarik ngobrol dan bertemu dengan beliau secara pribadi perihal urusan anak saya.
Yang mungkin mengetahui beliau siapa, kerja di mana, dan tempat tinggal di mana, mohon DM saya. Terima kasih," kata Shandy.
unggahan shandy aulia
Tidak hanya itu, Shandy Aulia juga memastikan bahwa dirinya akan menemui pelaku di kota Manado, Sulawesi Utara.
"Oh ya, bu. Sampai jumpa di Manado.
Untuk mengapresiasi komentar Anda terhadap anak saya.
Dan saya pastikan kita akan bertemu," ucapnya.
Tidak membutuhkan waktu lama, Shandy Aulia pun sudah berhasil mendapatkan data dan juga informasi mengenai sosok pelaku tersebut.
Menurut data yang diunggah oleh Shandy Aulia, pelaku tampaknya memiliki latar belakang pendidikan perawat.
unggahan shandy aulia
Oleh karena itu, Shandy Aulia pun meyayangkan sikap pelaku yang menghina puteinya. Padahal berlatar belakang pendidikan tinggi.
"Saya yakin beliau bukan orang yang kurang kerjaan, apalagi pengangguran, atau beliau perlu sensasi dan cari panggung.
Karena beliau ini seseorang yang berpendidikan tinggi dengan pekerjaan dan posisi yang baik serta mulia," kata Shandy.
"Anda berpendidikan dan memiliki pekerjaan yang terhormat.
Tetapi tidak menjamin karakter tutur kata Anda juga terhormat dalam berpendapat terhadap sesama wanita dan kepada bayi usia 16 bulan.
Manusia itu tidak perlu pendidikan tinggi untuk memiliki nurani.
Kalau nurani Anda tidak banyak, paling tidak sedikit aja dipakai nuraninya dalam berkata-kata," bebernya.
"Anda mengajarkan saya 1 hal penting. Saya diingatkan untuk mendidik anak jangan hanya kemampuan akademisnya saja hingga pendidikan yang menjulang tinggi.
Tapi ada yang lebih penting di atas semua itu, yaitu KARAKTER, yang memiliki rasa empati dan nurani supaya dapat menguasai setiap tutur kata dalam merespons kehidupan bersosialnya kelak.
Karena pendidikan tinggi bila tidak mememiliki nurani, artinya manusia yang paling malang di dunia ini," pungkasnya.