Mbah Ginem Wanita 65 tahun, Uang dan Barang Dagannya di curi orang. Reaksinya Patut di Contoh

Viral | 05 September 2020, 22:19
Mbah Ginem Wanita 65 tahun, Uang dan Barang Dagannya di curi orang. Reaksinya Patut di Contoh

Seorang wanita lanjut usia yang mampu mengajarkan kepada kita tentang arti ikhlas dan sabar.

Helo.id - Beberapa waktu lalu warganet tengah dihebohkan kabar yang cukup menyayat hati dan membuat pembacanya menjadi sadar akan rotasi kehidupan.

Bagaimana tidak, seorang warga lansia yang bernama Waginem 65 tahun tersebut, baru saja menjadi korban penipuan oleh seorang wanita yang memborong dagangannya pada hari Jum'at (4/9/2020).

Wanita paruh baya yang kerap disapa dengan panggilan Mbah Ginem tersebut merupakan warga yang tinggal di salah satu desa yang terlektak di kota Semarang, Jawa Tengah. Mbah Ginem yang berdagang aneka nasi dan jajanan pasar dengan keliling berjalan kaki. Mbah Ginem berkata bahwa dia memulai berdagang ketika pagi hari.

Mbah Ginem yang tinggal di rumah sederhana dan kecil itu bercerita bahwa dia mulai berangkat untuk menjual keliling dagangannya adalah pada pukul 06.00 WIB. Mbah Ginem yang belakangan baru saja tertimpa musibah tersebut mulai menceritakan kronologi kejadian dikala itu.

Mbah Ginem bercerita bahwa tiba-tiba ada seseorang yang memanggil dan mengaku hendak membeli dagangannya. Kemudian, Mbah Ginem yang tengah berjalan berhenti dipinggir jalan untuk melayani orang yang membeli dagangannya tersebut.

“Mbah dodol opo to mbah?’Tak tebas kabeh kene segone.(Mbah jualan apa? Tak borong semua sini nasinya),”ungkap si mbah sambil menirukan gaya sang pembeli tersebut.
Saat mendengar ucapan tersebut, Mbah Ginem tampak bahagia. Siapa yang tidak bahagia jika semua dagangannya diborong oleh orang.

“Kulo wis seneng nek ditebas kabeh mikire kulo mulih esuk.(Saya sudah senang kalau diborong semua saya bisa pulang lebih awal),”ungkap wanita 65 tahun tersebut.

Mbah Ginem yang meupakan seorang nenek dari kelima cucunya ini ternyata sempat menaruh curiga kepada sang pembeli, lantaran sebelumnya Mbah Ginem sudah diikuti oleh orang tersebut dengan menggunakan sepeda motor.

Pembeli yang mengaku akan membeli seluruh dagangan si mbah tersebut sempat meminta Mbah Ginem agar naik sepeda motornya untuk dibonceng, namun ditoleh oleh Mbah Ginem.

“Kene tak boncengke (sini saya boncengin). Ajeng diboncengke kulo mikir nek kesasar meh nangdi melih (Mau diboncengin saya mikir kalau nyasar mau kemana lagi) tapi akhirnya saya tolak, saya ndak berani naik motor karena pernah jatuh,” jelas mbah Ginem.

Namun tiba-tiba seseorang yang mengaku akan membeli dagangan nasi Mbah Ginem ternyata malah membawa lari nasi dan dompet si mbah yang ada di dalam keranjang.

Dagangan mbah Ginem kala itu ada 70 bungkus nasi dengan total seharga Rp 200.000,00 dan uang tunai yang ada di dompet mbah Ginem sebanyak Rp 400.000,00 telah ludes dibawa kabur oleh seseorang yang mengaku akan membeli dagangan si mbah tersebut.

“Tiba-tiba malah nggeblas mboten wangsul kulo ditinggal teng pinggir ndalan (tiba-tiba bablas, tidak balik lagi saya ditinggal dipinggir jalan). Sekule dibeto sedoyo kalihan dompet. (Nasinya dibawa semua sama dompet),” jelas Mbah Ginem sambil mengingat kejadian memilukan yang menimpa dirinya kala itu.

Mbah Ginem yang kaget lantaran masih tidak percaya dengan kejadian tersebut, kemudian menjadi khawatir lantaran tidak bisa menyetorkan hasil penjualannya dari dagangan yang ditipkan kepadanya tersebut. Mbah Ginem juga mengaku, bahwa sehari dia hanya mendapatkan Rp 50.000,00 hingga Rp 60.000, yang hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Saya nangis waktu berhenti diwarung karena mikir bagaimana nanti setorannya. Dagangan belum dibayar sudah dibawa kabur orang,” ucap Mbah Ginem.

Selepas peristiwa yang dialaminya, Mbah Ginem yang meras beruntung tiba-tiba bertemu dengan tetangganya yang berbaik hati dan mau mengantarkannya pulang ke rumah.

“Waktu itu kan kejadiannya di PKL daerah banjir kanal barat. Saya berjalan kaki keliling dari jam 06.00 sampai dengan jam 11.00 masuk ke kampung-kampung daerah Poncowolo. Setelah kejadian diantar tetangga pulang ke rumah,” imbuh Mbah Ginem

Mbah Ginem yang telah mengalami kejadian malang itu mengaku tak berniat untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib. Mbah Ginem mengaku ikhlas dan pasrah atas apa yang menimpa dirinya dan menganggap bahwa kejadian tersebut merupakan cobaan yang diberikan Tuhan kepadanya.

“Kulo pasrah ikhlas lahir batin. Mboten laporan. Rejeki pun enten sing ngatur (Saya pasrah dan ikhlas. Rejeki sudah ada yang mengatur),” ujarnya.

Mbah Ginem yang sudah masuk dalam usia lanjut, mengaku tidak merasa kapok dan masih akan tetap berjualan keesokan harinya. Lantaran tuntutan hidup yang tetap mengharuskan mbah Ginem untuk tetap berjualan.

“Mboten kapok, nek mboten sadeyan mangke uripe pripun (Tidak kapok, kalau tidak jualan nanti hidupnya gimana),” ucapnya.

Mbah Ginem yang diketahui tinggal bersama kakak kandungnya dan keponakannya dalam rumah sederhana yang terletak di Jalan Setiyaki Baru 2, Bulu Lor, Semarang Utara.

Mbah Ginem dulu memilki suami, namun suaminya telah meninggal dunia. Atas kejadian yang menimpa mbah Ginem, banyak warga yang menaruh simpati kepada wanita 65 tahun tersebut. Banyak donatur terutama warga Semarang yang memberikan bantuan berupa uang tunai untuk Mbah Ginem.

“Kami mendengar kabar ini dari sosial media. Dan tergerak mengumpulkan bantuan uang dari kawan-kawan donatur untuk mbah Ginem. Semoga bisa bermanfaat dan berjualan lagi. Kami pun juga berharap penipunya bisa segera ditangkap. Karena kejadian ini yang saya tahu sudah beberapa kali terjadi di Semarang dan mengincar pedagang lansia,’’ jelas Tonex, seorang relawan Semarang Peduli.

Halaman

Photos

Artikel Pilihan

Artikel Terpopuler