Buku-Buku karya JK Rowlin Dilarang Masuk di Toko Buku, KArena Hal ini

Entertainment | 17 September 2020, 18:04
Buku-Buku karya JK Rowlin Dilarang Masuk di Toko Buku, KArena Hal ini

Kontroversi yang ia hadirkan tersebut akhirnya berakibat terhadap buku-buku yang diterbitkan olehnya.

Helo.id - Belakangan ini penulis buku dari Harry Potter, JK Rowling masih saja menjadi perbincangan hangat di media social. Kontroversi yang ia hadirkan tersebut akhirnya berakibat terhadap buku-buku yang diterbitkan olehnya.

Setelah novel kelima seri dari detektif Cormoran Strike yang dicekal oleh komunitas transgender , kini buku-buku hasil karyanya dilarang ada di Australia.

Hal tersebut terbukti dengan ada pengumuman yang dihadirkan di toko buku di Australia yang bernama Rabble Books and Games yang berada di kawasan Marylands, Perth, bahwa mereka berhenti menyediakan buku karya JK Rowling. Termasuk juga novel yang ditulis dengan nama samara Robert Galbraith.

Waralaba Harry Potter tersebut juga akan ditiadakan dari jajaran rak buku. Kaar tersebut diumumkan oleh sang pemilik toko melalui akun resmi media social mereka.

“Hai Rabbles, kami ingin berbicara soal JK Rowling. Kami selalu berusaha menjadikan Rabble tempat yang lebih aman bagi komunitas kami,” ujar toko buku Rabbles.

“Kami ingin menjadi bagian dari semua masyarakat dan mencoba untuk tidak menaruh buku transfobia di rak,” lanjut pemilik Rabbles Book, Nat Latter, di akun Facebook pribadinya.

Nat Letter sang pemilik toko Rabbles Books tersebut mengakui bahwa buku-buku tentang Harry Potter memang penting bagi anakanak dan pembaca dewasa. Cerita kisah penyihir Hogwarts yang membangkitkan imajinasi para pembacanya.

Namun, ia juga menilai bahwa pendapat dan kontrofersi yang dihadirkan oleh JK Rowling selama beberapa bulan belakangan adalah merupakan salah satu penyebabnya.

“Secara fisik, kami adalah toko kecil dan membuka banyak ruang untuk buku keren lainnya dan penulis luar biasa dengan genre petualangan fantasi lainnya,” tulisnya.

Dua hari yang lalu, tagar RIP JK Rowling memamng tengah ramai di media social. Pembaca setia karyanya baik dari Amerika ataupun Indonesia mengecam tindakan JK Rowling terhadap aksi transfobia yang dilakukan olehnya.

Dalam novel Troubled Blood yang baru saja terbit pada 16 September ia menuliskan karakter pembunuh berantai yang bernama Dennis Creed. Pria tersebut membunuh dengan mengenakan gaun lalu melakukan aksi kejamnya tersebut.

Karakter Dennis Creed dalam novel tersebut digambarkan sebagai orang yang tidak stabil dan agresif.
Novel kelimanya tersebut menyelidiki kasus dingin hilangnya GP Margot Bamborough pada tahun 1974 yang di duga menjadi korban Dennis Cred yang merupakan seorang transgender dan seklaigus seorang pembunuh berantai.

Sebelumnya JK Rowling memang terlibat dalam kotroversi akibat cuitanyya terkait anti transgender yang membuatnya dikecam oleh komunitas LGBTQ serta aktivis HAM.

Bahkan ia mengatakan bahwa perempuan transgender bukanlah merupakan seorang perempuan yang sejati, lantaran tidak mengalami masa menstruasi. Ungkapannya tersebut akhirnya viral dan sang penulis JK Rowling masih tetap kukuh pada pendiriannya.

JK Rowling juga mengatakan bahwa ada banyak pengobatan kesehatan mental pada masyarakat transgender. Pengobatan dan masalah kesehatan inilah yang tidak diangkat oleh aktivis transgender.
Bahkan sebagian besar pemain Harry Potter menentang pendapat JK Rowling tersebut. Mereka yang menentang pernyataan nnya adalah Daniel Radcliffe, Rupert Grint sampai Emma Watson.

Namun ternyata di balik aksi kontroversialnya tersebut, JK Rowling dulunya pernah mengalami tindak kekearasan dalam rumah tangga atau KDRT. Ia pernah menikahi seorang jurnalis televise yang bernama Jorge Arantes. Keduanya bertemu ada tahun 1992 dan menikah pada bulan Oktober 1992.
 
Dan Arantes mengaku pernah menampar JK Rowling di malam saat mereka memutuskan untuk berpisah.

“Aku harus menyeretnya keluar dari rumah pada pukul lima pagi. Aku akui telah menamparnya dengan sangat keras di jalan,” ungkap Arantes.

Kini akun Twitter pribadinya sudah tampak tidak aktif, setelah kontroversi yang ia hadirkan. Penulis yang tinggal di Skotlandia tersebut terakhir berkicau pada akhir Agustus yang lalu.

Halaman

Photos

Artikel Pilihan

Artikel Terpopuler