Anak Shandy Aulia Disebut Kurang Gizi, Berikut Penjelasan Dokter

Entertainment | 28 June 2021, 12:27
Anak Shandy Aulia Disebut Kurang Gizi, Berikut Penjelasan Dokter

Dokter turut berikan komentar tentang anak Shandy yang di bully oleh perawat.

Helo.id - Shandy Aulia belakangan mendapat perhatian publik lantaran anaknya yang mendapat bully an dari salah satu netizen yang kabarnya berprofesi sebagai perawat.

Putrinya disebut kurang gizi oleh netizen tersebut. Mengetahui hal tersebut, Shandy pun tidak terima bahkan akan menemui netizen.

unggahan shandy

Menanggapi hal tersebut, akhirnya para dokter pun turut memberikan tanggapan atas kabar tersebut.

Menurut dr. Dedi Wilson, Sp.A (K), kurang gizi memang bisa dilihat dari kondisi rambut anak,  tapi itu dulu.

"Enggak (belum tentu rambut jagung itu kurang gizi). Ada manifestasi yang lain, kan rambut itu fungsinya sama seperti kulit. Kulit bisa kering, pecah-pecah, baru disusul dengan rambut kelihatan tidak bersinar, dan ujungnya pecah-pecah. Itu bisa terjadi karena kekurangan mikronutrien, yakni vitamin B," kata Dokter Spesialis Anak

"Tapi belum tentu juga kurang gizi, bisa saja penyerapan zat gizinya kurang optimal, mungkin ada masalah pencernaan," sambungnya.

Menurutnya rambut pada bayi memang agak rontok. Setelah itu baru tumbuh rambut kasar kepada anak.

"Kalau awal itu rambut bawaan lahir namanya lanugo akan rontok sendiri. Selang setahun baru tumbuh kasar. Jadi nggak ada gunanya mencukur rambut anak, karena rambut itu sebenarnya resisten yakni melindungi anak agar tidak kehilangan panas. Kalau dicukur anak justru bisa kedinginan," ujar Dedi.

Awal Mula Kabar Pembullyan Anak Shandy

Sebelumnya terlihat dalam unggahan di media sosial instagramnya, Shandy Aulia mengunggah tangkapan layar komentar seorang netizen yang menganggap putrinya, Claire kurang gizi.

Tidak hanya menghina putri Shandy Aulia, netizen tersebut juga meenghina sang artis.

Bahkan netizeen tersebut juga menuliskan unggahan tentang Shandy Aulia dan putrinya di media sosial Facebook.

Melihat putrinya dihina, Shandy Aulia pun mengaku bahwa kesabarannya sebagai seorang ibu kini sudah habis.

"Ketika menjadi ibu, memang saya akui kesabaran saya lebih panjang.
Tapi, menjadi ibu juga bisa habis masa kesabarannya ketika ada waktunya darah dagingnya dilecehkan secara perkataan di muka umum," ujarnya.

Oleh karena itu, Shandy Aulia pun meminta bantuan untuk mendapatkan informasi mengenai sosok netizen tersebut.

"Bantu saya carikan informasi mengenai orang ini.
Saya tertarik ngobrol dan bertemu dengan beliau secara pribadi perihal urusan anak saya.
Yang mungkin mengetahui beliau siapa, kerja di mana, dan tempat tinggal di mana, mohon DM saya. Terima kasih," kata Shandy
.

shandy aulia

Tidak hanya itu, Shandy Aulia juga memastikan bahwa dirinya akan menemui pelaku di kota Manado, Sulawesi Utara.

"Oh ya, bu. Sampai jumpa di Manado.
Untuk mengapresiasi komentar Anda terhadap anak saya.
Dan saya pastikan kita akan bertemu," ucapnya.

Tidak membutuhkan waktu lama, Shandy Aulia pun sudah berhasil mendapatkan data dan juga informasi mengenai sosok pelaku tersebut.

Menurut data yang diunggah oleh Shandy Aulia, pelaku tampaknya memiliki latar belakang pendidikan perawat.

unggahan shandy aulia


Oleh karena itu, Shandy Aulia pun meyayangkan sikap pelaku yang menghina puteinya. Padahal berlatar belakang pendidikan tinggi.

"Saya yakin beliau bukan orang yang kurang kerjaan, apalagi pengangguran, atau beliau perlu sensasi dan cari panggung.
Karena beliau ini seseorang yang berpendidikan tinggi dengan pekerjaan dan posisi yang baik serta mulia," kata Shandy.

"Anda berpendidikan dan memiliki pekerjaan yang terhormat.
Tetapi tidak menjamin karakter tutur kata Anda juga terhormat dalam berpendapat terhadap sesama wanita dan kepada bayi usia 16 bulan.
Manusia itu tidak perlu pendidikan tinggi untuk memiliki nurani.
Kalau nurani Anda tidak banyak, paling tidak sedikit aja dipakai nuraninya dalam berkata-kata," bebernya.

"Anda mengajarkan saya 1 hal penting. Saya diingatkan untuk mendidik anak jangan hanya kemampuan akademisnya saja hingga pendidikan yang menjulang tinggi.
Tapi ada yang lebih penting di atas semua itu, yaitu KARAKTER, yang memiliki rasa empati dan nurani supaya dapat menguasai setiap tutur kata dalam merespons kehidupan bersosialnya kelak.
Karena pendidikan tinggi bila tidak mememiliki nurani, artinya manusia yang paling malang di dunia ini," pungkasnya.

Halaman

Photos

Artikel Pilihan

Artikel Terpopuler